Minggu, 26 Agustus 2012

Entahlah



Aku selalu mengerti kenapa aku memikirkan masa depanku. Seseorang yang selalu khawatir akan hari esok, mungkin ini juga dirasakan semua orang.

Apa yang akan terjadi besok? apakah sesuai dengan yang aku rencanakan?

Hari ini adalah hari yang aku khawatirkan kemaren, hari esok adalah hari yang masih aku khawatirkan sekarang.

Lalu apa yang aku khawatirkan?

Seperti berenang dalam lautan imajinasi, menelusuri setiap keinginan yang terlintas dalam benakku, kemudian berhenti di semananjung cita-cita. Ambisius, idealisme dan sederet istilah yang bisa menguatkan aku untuk mengejar impianku - mungkin diperlukan untuk kemudian berlari dengan penuh gejolak, berusaha mengejar semua yang diingikan, itulah aku sekarang...

Khawatirku, aku tidak hidup sendirian. Manusia yang membutuhkan seorang yang bisa mengerti, membutuhkan seorang yang mampu menyempurnakah setengah dari hidup. Saat itu aku harus menundukan semua idealisme, ambisi, impian, dan cita-cita untuk dapat terus hidup. Membayangkan seolah semua yang aku inginkan terhenti disini, imajinasi yang sejak dulu terlintas bubar barisan, semenanjung tempat ku berdiri runtuh luluh lantak, tak mampu berdiri dengan kaki dan meraih dengan tangan sendiri, dan pada akhirnya semua hanya menjadi daftar guratan pena dalam catatan harianku.

Benarkah ini semua?

Entahlah...

Hari ini adalah hari ku, hari esok adalah hariku,
Aku yang menentukan hidupku
Tak mau aku terpenjara oleh dunia
Aku akan membebaskan perasaan dan pikiranku sebebas-bebasnya
Mengikuti setiap bisikan dalam hati kecilku ini

Mimpi, Cita-cita, Ambisi, Idealisme, Entahlah...

Karena ku tahu, hati kecil ini takan bisa berbohong
Karena aku tahu hati kecil ini adalah rahmat dari Sang Penciptaku